Jika hati adalah rumah bagi hati yang lain. Dan jika hati adalah
tempat pulang paling nyaman. akankah kau ingin pulang pada rumah yang
kuncinya telah ada padamu? di hatiku?
***
Di rumah ini, di hatiku. Aku suka untuk menunggumu, duduk di antara
dua daun jendela dan sesekali melihat jauh ke arah kau akan datang. Aku
menikmatinya, meski kadang hujan, panas dan badai silih berganti menerpa
dari luar jendela. Aku suka untuk menunggumu seperti itu, tanpa aku
harus menutup jendela dan menghitung seberapa lama waktu berlalu
meninggalkanku. Mungkin kau bertanya, mengapakah aku tak jemu, hanya
tergugu di tempat yang sama setiap waktu? Kau tahu bagaimana aku
menikmati detik penantianku? Dan seperti apa cinta itu menjelma
kebahagian yang membuat ku tetap tinggal di sana? Ah mungkin aku tak
bisa menggambarkannya apatalagi hanya dengan menorehkannya dalam kata.
Namun jika kau merasakan hal yang sama, aku yakin kau akan tahu.
Perihal kedatanganmu, kau akan datang bukan? aku harap. Dan tak perlu
cemas, tentang apa yang ku inginkan dan seberapa lama aku akan
menunggumu. Tentang inginku, meski hatiku tak bisa menjadi rumah
ternyaman bagimu, kedatanganmu adalah hal yang tetap aku nantikan
setidaknya kau dapat memberiku kunci yang pernah kusimpan di sakumu
tanpa tahu-mu. Dan tentang menunggumu, tentu aku akan di sini, merawat
rumah untuk menjadi tempat ternyaman kau pulang.
Seperti pagi tadi, mungkin tak bisa ku suguhkan yang terbaik selain
aksara kata dalam seseduhan doa-doaku. Bahkan mungkin di waktu senja pun
malam hanya itu yang bisa ku beri. Sebab hanya itu yang rumahku miliki —
doa
Doaku – perihal rencana Tuhan menitipkan rasa ini padaku, kuharap
adalah perihal cinta yang tak sekedar pelajaran saja. ku harap DIA
segera menghadirkanmu untukku. Untuk menjaga hatiku, agar halal hatiku
mencintaimu
Maka tentang doa ini, semoga tidak sedang mendikte TUHAN, kuharap
hanya sebagai meminta belas kasih pada hati yang rapuh. Pun pada apapun
kelak pada akhirnya yang tertakdir adalah yang terbaik. Untukmu dan
untukku. Dan bukankah waktu dan jarak telah begitu tahu, bahwa aku akan
baik-baik saja? Mencintai seseorang bukan melulu memiliki, karena hati
tahu betul bagaimana mencintai bahkan pada sesuatu yang abu. Baiknya,
karena aku bisa melakukan itu. Dan ya, aku percaya, denganmu aku akan
bahagia dan tanpamu aku akan baik-baik saja.
Jika menunggumu dan mendoakanmu adalah bagian dari usahaku, Bolehkah ku
pinta segeralah datang padaku – entah untuk tetap tinggal selamanya
ataukah memintaku berhenti :)
Pada rumah ternyaman tempat kau tinggal, ku harap itu adalah — hatiku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar